Sabtu, 06 November 2010

Industri media dan industri lainnya

Di dalam buku Media Management Economics karangan Angel Arrese Reca dijelaskan mengenai industri media dan manajemen dalam industri media tersebut. Disini dijelaskan bahwa dalam industri media, produk adalah output mereka. Produk dalam media ada dua macam.

Pertama adalah komponen non materil yang mencakup berita, hal fiksi, dan yang berisikan ajakan. Kemudian yang kedua adalah komponen materi yang mencakup diantaranya adalah alat-alat yang dapat digunakan dan dapat dimiliki oleh konsumen. Itu bisa saja berupa radio, televisi, surat kabar dan lain-lain. Kunci dari produk media itu sendiri adalah kemampuan produk itu sendiri dalam memuaskan kebutuhan para konsumen dan tujuan dari produk itu sendiri yang berupa informasi, ajakan, dan hiburan.

Di dalam buku ini juga disebutkan bahwa ada dua macam karakteristik yang harus ada dalam industri media massa. Karakteristik tersebut harus ada di dalam produk yang dihasilkan oleh industri media tersebut. Karakteristik tersebut adalah fakta-fakta umum dan pengertian mengenai budaya atau kultur yang ada. Dari kedua karakteristik tersebut maka terciptalah produk-produk media. Produk media yang dihasilkan antara lain berupa alat informasi, alat produksi media yang menjadi dua , dan produk media sebagai alat bakat.

Produk media sebagai alat informasi.

Produk media adalah alat dalam cakupan pengalaman yang singkat maupun panjang yang secara tidak langsung bisa bernilai hanya ketika produk itu dikonsumsi. (Nelson, 1970). Informasi atau berita yang merupakan produk media disuguhkan kepada masyarakat. apapun informasi yang diberikan dari industri media, tetap konsumenlah sebagai filter dalam menanggapi berita tersebut.

Produk media sebagai alat rangkap dua atau lebih.

Produk media biasanya disebut sebagai alat rangkap dua (Picard, 1989). Disebut demikian karena produk itu terbuat dua hal dari pasar yang berbeda. Yang pertama dibuat adalah isi produk media untuk konsumen. Kemudian yang kedua adalah waktu yang dipersembahkan kepada konsumen untuk iklan. Hal ini seperti kita yang saya pelajari sebelumnya antara idealisme dan komersialisme. Yang ditujukan kepada konsumen adalah bentuk idealisme sedangkan bagian untuk iklan dapat disebut sebagai komersialisme. Berita yang disampaikan seringkali disesuaikan dengan pasar. Manajemen media menjadi vital di dalam industri media massa untuk membagi rata dan membagi rasa untuk idealisme dan komersialisme.

Produk media sebagai alat bakat.

Melihat apa yang disediakan di dalam produk media itu sendiri, kemungkinan besar sulit untuk menggambarkan kesimpulannya. Produk media itu tergantung dari bakat yang dimiliki oleh manusia pada cakupan yang luas supaya adil dalam menyebut produk media sebagai alat bakat. Saya menyimpulkan sendiri alat bakat yang menjadi fungsi produk media. Kesimpulan atau argumen saya mengenai alat bakat disini adalah peran konsumen itu sendiri dalam mengolah berita yang sudah diberikan.

Kemungkinan produk media tersebut akan memengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu kepada suatu standar yang baik. Jika demikian yang terjadi, maka produk media tersebut dapat disebut sebagai alat bakat. Kuncinya adalah hasil akhir dari stimulus yang dimiliki oleh konsumen produk media tersebut.

***

Kemudian yang selanjutnya dibahas dalam buku ini adalah mengenai kunci untuk mengatur produk media. Kunci produk media ada empat hal antara lain adalah format, kualitas, harga, dan isinya. Format produk media antara lain mengikuti perkembangan pasar. Formatnya harus sesuai dengan kebutuhan para konsumen. Misalnya saja seperti koran dengan aturan tata letaknya, kemudian radio dengan aturan audionya dan televisi dengan segala aturan dalam visualisasinya.

Itulah mengenai industri media massa yang ada telah digunakan di industri media manapun. Meskipun saat ini adalah zamannya pers bebas, tetapi tidak dengan industri pers atau media massa itu sendiri. Apa jadinya jika industri media berjalan tanpa aturan? Industri media saja saat ini sudah masuk ke dalam industri yang berbasis kapitalisme. Andai saja tidak ada aturan atau manajemen yang jelas di dalam industri media, maka industri ini tidak ubahnya seperti industri lainnya yang memang mencari keuntungan sebanyak-banyaknya atau menjadi industri yang kapital.

Industri media bertujuan untuk memberikan produk sesuai yang diminati oleh publik atau konsumennya. Seperti berita yang merupakan produk media yang mempunyai tujuan untuk memberikan informasi kepada publik. Berbeda dengan industri lainnya yang mungkin saja tidak mengetahui minat konsumennya dan membuat produk industri tersebut menjadi basi atau kurang laku.

Industri media bisa saja seperti industri-industri lainnya. Satu hal yang harus dipegang adalah idealisme industri tersebut untuk siapa. Apakah industri tersebut untuk melayani konsumen atau melayani kepentingan pemodal. Menurut sumber yang saya dapatkan di (http://www.antara.co.id/arc/2008/2/19/industri-media-massa-perlu-diatur/), disebutkan bahwa pemodal kini merupakan ancaman bagi industri media massa. Kedaulatan rupiah kini mulai mengarah ke arah industri kapitalis. Uang dapat mengubah industri media secara signifikan. Seperti yang kita ketahui bahwa dengan pers yang bebas, uang bisa menjadi tuhan bagi siapapun yang mencarinya.

Sumber lain yang berhubungan dengan industri media saat ini adalah sebagai berikut, “Tren terakhir menunjukkan semakin ketatnya iklim persaingan dan semakin menguatnya nilai-nilai kepentingan ekonomi (profit) atas nilai-nilai "jurnalisme murni". Pemilihan topik atau isyu untuk diliput, misalnya, semakin mempertimbangkan faktor untung-rugi (cost-benefit) secara finansial. Jadi, tidak semata-mata hanya mempertimbangkan nilai "jurnalisme murni."

Contohnya terlihat nyata di media cetak pada tahun-tahun terakhir ini, dengan makin tipisnya jarak antara newsroom atau bagian redaksi (editorial) dengan bagian bisnis atau usaha. "Pembauran" bagian redaksi dengan usaha ini dipraktikkan dalam operasional sehari-hari di sejumlah koran nasional.

Pemilihan topik untuk diliput tidak ditentukan (semata-mata) oleh penting-tidaknya topik itu bagi khalayak pembaca, tetapi lebih oleh prospek keuntungan finansial (iklan) dari topik yang dipilih itu untuk perusahaan media. Dan hal ini dilakukan secara sadar bersama-sama antara bagian redaksi dan bagian usaha dari koran tersebut.” (http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=1903 )

Media massa juga sudah menjadi industri ketika masuknya modal dengan segala bentuk kapitalisnya. Hal itu telah ada sejak era-1980. Kemudian persamaan yang dimiliki industri media dengan industri lainnya adalah sama-sama merupakan industri kapitalis. Apapun bentuk industri media, masyarakat Indonesia kebanyakan pasrah-pasrah saja ketika disuguhi produk-produk media. Oleh karena itu, komersialisme dan idealisme harus diatur dalam sebuah manajemen. Semua kembali lagi kepada peran manajemen dalam industri media massa. Keuntungan didapatkan sejalan dengan asli dan bagusnya berita yang diberikan kepada masyarakat. asli dan bagus dalam artian bisa mengikuti keinginan pasar yang ada pada saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar