Selasa, 26 Mei 2009

Pedulilah Hingga Kau Mati

Kembali dalam proyek bersama. Mencari arti hidup tanpa harus menyesalkan badan tercebur dalam dosa.

Sepengetahuanku di dalam dunia ini hanya ada yang nyata. Keberadaan setan atau iblis dan apapun namanya tidak termasuk dalam rumus meski mereka ada. Jika boleh jujur, saya tidak meyakini bahwa hidup ini memang ada andaikata bermain dengan logika. GILA jika memikirkan mengapa tekstur manusia bisa sampai seperti ini. Namun, tidak ada pilihan lain untuk mengakui kalau kita adalah manusia. Mensyukuri menjadi jalan paling sempurna untuk tetap merasa hidup. Karena udara telah lelah untuk kita hirup.

Kemunafikan dalam diri manusia terkadang menentang banyak argumen. Mencela yang sempurna menjadi sifat yang laten. Dan ternyata, hidup ini terlalu pendek untuk ditangisi dan ditertawakan. Kita hanya memiliki dua hal yang menggiring kita ke dalam hidup yang ideal. Tanpa disadari, larutan “rasa” yang mengiringi manusia itu terlalu didewakan sehingga melupakan hati kecil yang bersemayam.

Konon, tanah adalah pembentukan struktur manusia. Berawal dari tanah dan berakhir ke dalam tanah. Di permukaan tanah, persepsi yang muncul adalah kotor, debu, berserakan, dan berbatu. Sungguhlah manusia itu kotor tanpa harus meminta pertanggungjawaban dari yang kuasa. Membersihkan diri sama saja kau mengepel lantai pasar. Akan selalu kotor, akan selalu kotor. Jadikan kotormu sebagai pembelajaran. Seperti brand sabun colek atau apalah, “gak kotor, ga belajar”(andaikan serupa seperti aslinya karena saya lupa).

Kemudian “dead end and die with that brand.”

Ajal sebenarnya sudah tercicil sejak manusia lahir hingga saat ini kau melihat jam dinding. Kematianmu berjalan sesuai detik. Bahkan, malaikat di pundakmu menyaksikan apa yang kau lakukan dari setiap pergerakan, penglihatan, hingga tekanan batin yang kau terima menuju akhir nafas. Dia mencatat tanpa ralat. Bergidik? Sungguh? Tidak!!!!!!

Sebab Tuhan menciptakan manusia itu bukan untuk takut akan kematian tetapi menghargai kehidupan menjelang kematian. Diisi macam aktivitas buruk pun Tuhan tak peduli. Inilah hidupmu dan sesekali pedulilah dengan itu. Karena hidupmu tidak hanya untuk hari ini dan maha kekal sesungguhnya mengetahui atas semua yang memiliki arti. Dan untuk manusia, berbahagialah karena mendapatkan dosa. Dosa itu adalah pembenahan dan pembelajaran menuju kebaikan. Untuk bakat yang kalian miliki, saya acungkan jempol atas karunia tersebut.
Cheers for all.

"Manusia itu picik
Mendapat hidup hanya setitik
Kemudian mengandaikannya dalam skala statistik
Keindahan itu tidak muncul dalam harimu
Tetapi timbul dalam hatimu
Manusia kadang menderai mau
Tanpa kompas kemana ia menuju."

dan pedulilah terhadap hatimu dan hidupmu karena logika tak lagi membantu. temukan apa itu sesungguhnya dirimu. cari tahu hingga ajal itu menjemputmu.

Dimas. 01.46. diam dalam kosan ditemani kegelapan malam.

Senin, 25 Mei 2009

Suatu Kepingan Yang Tak Bisa Ku Satukan

Dalam bangunan kampus
Hari itu aneka canda dan guyonan pupus
Menikmati candu riang hanya sementara
Ketika waktu berjalan tak sesuai rencana
Kisruh
Dari sini semua terlihat lusuh
Badan terasa memikul
Setengah hati yang kemudian memukul
Bertatap
Dan pisau pun akhirnya tertancap
Tergulai menyeluruh
Saat selasa sore semua rasa berpeluh
Kepingan
Dirinya sebutir angan-angan
Membumbung bagai mentari
Namun redup dibalik selendang bidadari
Hitam
Aku dibalut sebuah kenangan fana
Dalam dirinya ku rela tertatih
Menjadi raja yang 'tunduk siap' untuk takluk
Tetapi
Semua kisah kasih tak lagi mendukung
Optimalisasi tak lagi menggaung
Hanya bisikan selenting peneman tidur
Dalam layar teknologi yang mulai tersadur
Koma
Dalam barisan titik dan kata
Tanpa mengucapkan tiada
Aku masih memandangnya
Meski jauh dari tirai jendela.
Kepinganku tanpa susunan
Tak akan menjadi satu kesatuan
Aku hanya menyimpan beberapa
Yang mungkin ku satukan jika terlontar kata “iya”
dimas
kembali ke dalam lingkaran
penuh putaran
atas=bawah
kanan=kiri
tanpa titik temu
tanpa awal dan ujung sebagai hilir dan hulu

dimas. 25 mei. jatinangor

Minggu, 24 Mei 2009

My Life Is A Comedy

remember when you was a kid
kick the ball and slips
you can expect the tears
but actually, you kept your ears to hear
you shout
you wonder

maturity
one smile that i give
wide lip without a measure
when you think your life full of treasure

treasure inside the drama
theatrical mind of pain and love cinema
sometimes, i hardly to move on
even the darling give me the mode on

now, i stand in the center of stage
whisper that all this pain waste my age
change..
we need it
trying to joke and says some bullshit
because your life
isn't breaking the ice on your eyes

gratefull... my life is a comedy !!!!
(ada kata-kata yang hilang, padahal udah dirancang di dalam otak...ada banyak nih tentang my life is a comedy.. keluarin yang satu dulu aja ah)

dimas. 24 mei 2009

Jumat, 22 Mei 2009

For the pain for the gods have no plan

Aku tidak ingin memakai bahasa inggris karena ku terlahir sebagai indonesia
Aku menjamah keramaian sampai ku masuk ke dalam desa
Terperangah
Baiklah.....
Tuhan itu adil
Maha kuasa
Tak pernah binasa
Musuh utamanya adalah berhala
Dan kita? (heran)
Menunduk dan mengemis doa
Terlalu banyak meminta harta
Tuhan bukan Bank
Bukan juga sumber dana dunia
Manusia kadang terlalu tolol
Bermimpi meraih uang dari botol
Kemana kita berlari mencari dunia dengan harta
Masuk ke dalam rimba dengan aroma kemenyan yang mengelilinya
Oh itu sebuah bencana.....
Yah semua tahu itu bencana
Namun bencana itu datang bukan karena itu-itu saja
Bukan dukun atau kemenyan
Tetapi manusia...
Dilahirkan dengan situasi dan kompetensi sebagai durhaka
Siapa peduli?
Aku peduli
Temanku peduli
Haruskah menjadi manusia yang sempurna?
Entah. Kesempurnaan hanya milik tuhan
Kita hanya mensyukuri kenapa kita diberi akal dan pikiran
Menghunus dunia tanpa pedang
Dan untuk semua keperihan
Ku pertaruhkan statusku menjadi binatang
Evolusi binal kawan-kawan
For the pain. Aku memilikinya
For the gods have no plan. Entah dimana ku meratapinya.
My vision is for me
No rules that I supposed to be better
I know you dear god
But sometimes
You give me the pain which I cant betray it.
blessed me if you remember me..
god save the queen
why not me?

Kamis, 21 Mei 2009

RIANE.

Mata indahnya
Tak dapat lagi kupandang
Lebar senyumnya
Tak dapat lagi kuhafal
Tubuhnya
Hanya angan untuk ku peluk
Dirinya
Sesuatu dalam diriku berpeluh
Maha semesta memang penuh daya
Ketika memegang kendali sang sahaya
Aku mencoba membongkar
Pintu hati dirinya yang keras seperti jangkar
Kini jauh pun ia lontarkan
Aku belum siap
Aku belum tunduk tiarap

Don’t.
Menangisi kejadian
Yang tergaris di tangan Tuhan
Dan ku hanya terdiam
Berbusuk sangka dan memejamkan mata

Possible to impossible.
Cantik bagai burung gelantik
Elok bagai pernak-pernik
Diriku dan dirinya
Adalah pusaka yang hilang dalam daftar pustaka.

Jerat.
Ia mengelak tentang sebuah cinta
Aku tenggelam dalam muram durja
Ego ini menjerat
Isi hati ini menjadi keparat
Sedih bertumpang tindih melihat dirinya
Menjeratku dalam gegap gempita.
Untuk itu
Aku mencintai seorang bernama
RIANE.

Rabu, 20 Mei 2009

Answer For My Nothingness

"BERSYUKURLAH ATAS APA YANG TELAH KAU DAPATKAN HARI INI. SESUNGGUHNYA HAL ITU MERUPAKAN YANG TERBAIK YANG SUDAH DIBERIKAN OLEH TUHAN."

-Mario Teguh-

aku picik
memilikinya dalam setitik
memainkannya dalam skala statistik


dimas dito. jatinangor 20-05-09

Secuil Kesedihan di Senja Menjelang

Kini balon itu pecah dan bunga itu patah
Ego dalam khilaf maju seiring macho yang berharap
Eksistensi sosok mulai lenyap
Dalam selasa 17.00
Logika menjadi tumbal kepada siapa tanda ini bercumbu
Benih itu tumbuh hingga mengeras membatu
suka dan obsesi…
menjadi rasa yang mati termakan benalu
Ikatan ini sulit dilepaskan
membentuk simpul dari kawat yang tajam
semua tahu unggun itu berkobar
dari sekecil pemantik penyulut api pembakar
stressed, depressed, and frustrated
menjadi satu koloni menggerogoti dalam-dalam
mencoba mengalah dari segala kisah
yang suatu saat pasti berujung “pisah”
sedih? Sedikit!
Sakit? Tidak !
Aku berhasil mencurinya dan kini kukembalikan tanpa vonis penjara
Adios amigos dear vitamins
There are alot of junk poems in my PC
All is because of you
My yesterday’s feeling

Aku dan Tuhan yang bersembunyi di balik awan (end version)

Ketika semua keraguan menyelimuti hati ini, jawaban dari-Nya turun dengan sederhana kepada seorang keturunan Adam. Ketika ku mempertanyakan kenapa tuhan itu tidak adil atas hambanya, jawaban yang datang secara indah pun menuntunku ke diri-Nya.
Awalnya diriku mempertanyakan kenapa harus ada hamba yang bernasib buruk. Sepengetahuanku, tuhan telah menuliskan jalan hidup atau takdir kepada setiap hambanya. Tetapi mengapa tuhan menuliskan suratan takdir yang buruk kepada seorang hambanya dan akhirnya Ia pula yang memberi hukuman neraka bagi hamba tersebut.
Seorang keturunan adam pun menjelaskan dengan tenang dan sabar ketika hendak menjawab segala keraguanku. Ia pun berkata,
“tuhan itu menuliskan takdir kepada setiap hambanya dalam tiga hal yakni rejeki, jodoh, dan umur. Selebihnya manusia itu sendiri yang menentukan. Semua itu adalah kehendak-Nya. Manusia mempunyai hak dalam merubah jalan hidupnya. Tuhan pernah berkata bahwa Ia tidak akan mengubah takdir atau nasib seseorang jika seseorang itu tidak mau merubah nasibnya”
Kemudian ia bertanya kepadaku,
“apakah kamu sudah mengetahui tempat dimana kamu akan dijebloskan?” aku pun menjawab, “sudah, neraka adalah tempatku karena diriku jarang beribadah!” ia pun menimpalkannya lagi, “jika kamu sudah tahu neraka adalah tempatmu dijatuhkan, apakah kamu tetap terdiam dan tidak akan merubah hal tersebut?” aku hanya termenung dan kemudian diam dengan semangatnya dalam membagi ilmu itu. “kamu bisa merubah neraka menjadi surga karena pilihanmu sendiri. jika tuhan menghendaki, dengan seketika kamu masuk surga. PERCAYALAH.”
Sampai saat ini pun aku masih memikirkan semua perkataan yang ia lontarkan. Ketika badan ini cukup kokoh untuk membungkuk di hadapan-Nya, hati ini malah goyah tentang teologi. Saat ini aku mencoba kembali dalam pelukan-Nya dan membayangkan Ia tersenyum kepadaku.
Ini adalah jawaban atas keraguan yang menyelimuti umur yang tanpa arah dan tujuan. Akhirnya aku mendapat jawaban mengapa manusia itu diberi nurani dan akal. Dua hal tersebut diberikan kepada manusia untuk dapat memilih kepada siapa ia patuh dan untuk apa ia patuh. Diatas langit masih ada langit.


“KUASAMU ADALAH ANUGERAH DAN BADAN INI SERAYA MEMBUNGKUK. AIRMATA INI MENJADI AWAL SIAPA DIRIKU KETIKA KUPIKIR SEMUA HANYALAH BUALAN”

Ketikan adalah Kehormatan

Kini semua terasa nikmat. Bunyi gemelitik dari keyboard kini menjadi nada. Dulu, kedangkalan pikiran dan ketidakpercayaan menjadi kendala saat pemuda menanti jati dirinya. Entah apa yang ada di benak ini sekarang. Hanya memandang monitor dan melakukan gerakan tangan di atas papan yang penuh alfabeta.
Dengan segala rasa yang dimiliki, haturan kata pun mulus berbaris mengisi kekosongan dalam halaman. Merencanakan di depan layar dengan hati penuh luapan emosi. Bahagia tidak lagi mengasingkan diri. Enjoy adalah salah satu kata yang dipakai sebagai ungkapan bahwa ini adalah perempuan dan seksual. Pemaknaan yang berbeda-beda ditampilkan oleh mereka mengenai istilah “kata”. Ada yang menjadikan “kata” sebagai mainan. Adapula yang menganggap “kata” sebagai senjata.
Berbeda dari yang sebelumnya, pemaknaan “kata” untuk jiwa ini adalah sex. Ketika kau menyentuh keyboard ini ada semacam sihir yang menghipnotis alam atas sadar. Ketikan ini serupa dengan kau bermain cinta dengan pasangan. Tidak ada yang berbeda dengan “kata” dan sex. Dua kata dan dua makna dengan refleksi yang sama. Ini adalah sebuah kehormatan yang fantastis. Ketika semua orang memaki dan menghujat hanya ada kalimat yang dapat diucap :

“ini adalah karya, silahkan tertawa. Semoga tawamu itu tidak untuk menjatuhkanmu di hadapanku”.

Sebuah dedikasi bukanlah piagam atau pujian
Tetapi apa yang kau rasa dari yang kau bisa
Setidaknya ….
Untuk dirimu sendiri …..
Ketikanmu adalah kehormatan
Seperti bermain kata dan bermain cinta
Kau pasti menemukan secuil hasrat untuknya
Thanks god for this hands.

Dimas. 12 mei 2009.

Selasa, 19 Mei 2009

aku dan keterangan

Aku kacau.
Ketika matahari membumbung naik, aku tertunduk dibawahnya. Entah apa yang terjadi. Disini aku ada karena sesuatu hal yang membuatku merasa nyata.
Aku demam.
Ketika angin membentuk tornado, keringatku pun mendingin. Ada sosok yang membuat diriku takut akan dirinya dalam konotasi yang berbeda.
Aku bingung.
Ketika dua wajah nampak dihadapan dan ku hanya diam. Tidak membuat keputusan atau ungkapan.
Aku resah.
Ketika ia yang bernama datang dengan senyuman. Apakah itu tanda atau bualan.
Aku miskin.
Ketika mereka kaya cinta, aku masih mengais cinta yang tak nyata.
Aku terjebak.
Ketika harus menentukan pilihan, aku menemukan pilihan lainnya.
Aku depresi.
Ketika semua manusia memiliki tawa, aku membisu seribu bahasa. Kutahan semua kata-kata di hadapannya.
Aku gila.
Ketika ia berjalan dan diriku memandang tanpa ada lagi rasional.
Aku bosan.
Ketika hatiku ingin bicara, ragaku terdiam pasu. Hariku membosankan dengan segala keraguan.
Aku bodoh.
Ketika semua mempertanyakan, retorikaku tertahan.
Aku idiot.
Ketika putik holland menerima sandingan benang sari rafflesia merupakan hal nyata namun itu hanya impian belaka.
Aku buta.
Ketika ku meramu cairan yang sama sekali mustahil ku tentukan klasifikasi sebagai asam dan basa.
Aku kalah
Saat dirinya bicara ingin mengakhiri semuanya. Habislah sudah.

@#$%^&*()%&&*%&&#JI_+_|++_|_^%$

Badan lemas dan lusuh
Ketika segala interaksi dicomot dengan tubuh
Kini sunyi tak berbunyi
Hening bergeming
Senyap menyelinap
Lepaskan semua rasa penat
Gangguan jiwa kemudian melintas dalam dingin yang meremas
Menengok ke kiri dan ke kanan tanpa tujuan yang jelas
Duduk manis menikmati malam
Menyaksikan hujan dari dalam kamar
Retina menatap kewajaran yang mulai lenyap
Semua gelap dari semua terang, semua tiada dari semua ada
Aku menghadapi tembok tanpa nama
Tanpa penjelasan apa itu sebenarnya
Tak ada fondasi dengan ikatan yang anonim
Mata ini hanya indera nan lemah akan seisi udara
Hey ada sesuatu disana
Tak berwujud tapi bernyawa
Tanpa definisi yang nyata
Aku ingin semua hilang
Kecuali aku dan dia.

dead ends

Hidup itu indah jika kau pikir begitu
Ada kalanya ia seburuk serupa sampah
Dan terkadang ia penuh tanya seperti filsuf
Namun ia adalah tempatku bernaung
Bayangkan jika hidupmu itu batu
Kau hanya dapat mengasahnya
Tapi kau tidak akan merubah dasar batu tersebut
Jika emas yang kau ubah menjadi koin
Semestinya koin itu masih emas
Dan jika kau menganggap dunia itu nyata
Kau harus mempertanyakan mengapa ada yang fana
Seperti surga dan neraka
Apakah kita hidup di dua alam?
Atau hanya hantu dan iblis yang tau jawabnya?
Andai semesta ini kosong
Tidak ada lagi kebaikan dan kejahatan yang bersaing mencari rating
Kejahatan muncul karena kebaikan
Dan kebaikan muncul untuk mencari muka
Andai agamamu ini adalah agamaku
Apakah suci untukku begitu pun denganmu?
Mata ini hanya dapat melihat
Mulut ini hanya bisa berucap
Telinga ini hanya untuk mendengar
Hidung ini hanya media hembusan
Kulit ini hanya untuk meraba
Semua memiliki makna
Namun semua itu hanya untuk terkaan
Yang kau yakini itu adalah anugerah
Semua yang diberi adalah alat
Untuk kita berbuat di bumi
Mengapa tidak bumi yang berbuat untuk kita?
Mengapa hanya ras ini saja yang dihukum?
Disiksa sana sini
Dihina macam tahi
Tidakkah kau sadar hidupmu itu palsu?
Saat semua bermimpi tentang angan-angan
Semu kubayang dari bawah langit ini
Menggenggam alkohol yang membawa presentase
Rumit merenggut gerak
Sulit mengakibatkan ketat
Ketika ku tahu hidup ini boneka
Segala yang ku punya berada dalam genggamannya
Saat ku melontarkan tanya
Hanya hukuman yang ku terima
Semua yang benar dari manusia adalah salah
Salah dari maha kuasa adalah benar
Kau tidak bebas
Kau hanya diam tak berbuih kata
Hanya menjalani apa yang membuat kepuasan hedonia
Kelak wafat itu datang kepadamu
Dan tempat yang cocok untukmu adalah kamar mayat
Disini lantunan doa terdengar
Rintihan kalimat didendangkan
Saat air mata ini menetes
Aku merasa tidak beres
Dengan hidupku
Dan pemahamanku
Selesai sudah.

Dimas dito , jatinangor 10 mei 2009.