Jumat, 07 Mei 2010

#1 pute

# pute


karena malamku yang berubah menjadi candu, siang pun terasa masam. karena dirimu yang tak terlihat oleh kelopak mataku, aku hanya bisa diam dan membayangkan bentuk dan mukamu. masam sekali sayangku. aku mulai tertunduk lesu di bawah pohon rindang. sesekali mukaku ditempeli sinar mentari saat ranting-ranting itu bergoyang ditiup angin yang semilir. ada yang mengganggu di hariku, ada yang mencoba menipuku dibalik tiang mukaku.

aku masih tertunduk lesu. cuma angin yang menjadi dingin saat dua dunia saling bersenggolan. senjakala datang. ranting-ranting lebih seru bergoyang ditiup angin yang tak lagi semilir, ia berganti menyiung membesar tapi bukan beliung. semakin lama aku tertunduk lesu, semakin lama juga aku dimakan angin yang dingin. dan malam yang segera datang tak mungkin mendukungku untuk berdiri. sebelum rembulan menjadi dielu-elukan, lebih baik aku pulang. aku ingin menujumu, seperti air asin yang menjemputmu sampai ke pesisir.

itu semua karena malamku yang berubah menjadi candu, dan siang pun, terasa masam bagi cerita kita berdua, pute si perempuanku sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar