Rabu, 20 Oktober 2010

Bunga Mawar

bunga itu terus mekar, meski musim datang sembarang.
pada malam yang beku, ia setia.
pada panas hari, ia tetap bergelora

sampai pada waktunya, ia habis oleh lebah-lebah nakal.
ia merindu, ia cemburu padamu.
ia sudah layu bukan oleh sengatan, ia redup untuk tertidur
dan bangun pada tunas-tunas barunya.

kala ia tumbuh lagi, kelopaknya menghalangi lolongan anjing
tangkainya tetap pada tanah, meski angin bersemangat
menyapu-nyapunya kepinggir-pinggir.

sang bunga mawar, sang ratu di ladang ilalang
ia tak peduli kesendirian, meratapi malam yang muram,
mendengar sayup-sayup ancaman
ia tetap bunga mawar, yang indah pada tanganmu
yang harum saat kau cium

bunga mawar tetaplah begitu
pada dunia yang malu-malu
pada kekuasaan,
yang tak pernah mau jatuh.


13 Oktober 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar