Jumat, 18 Juni 2010

tuhan juga Uang

aku jelek, bagaimana bisa aku menjadi baik dan rupawan? ada pengemis di pinggir jalan sana, tanpa busana. dan semua orang berkata, "dia jelek". kemudian persepsi tentang baju saja yang melekatkan itu kepada pengemis. karena ia tanpa busana, karena ia duduk sambil menengadahkan tangan. jelek dibilangnya.

sedangkan ada wanita, dengan tubuh sintal dan selaras dengan mata, dengan busana motif bunga, cantik dan bagus dibilangnya. apa karena sebuah busana, profesi, atau mata yang membikin semua itu tampak berbeda?

aku merasa tubuh, hati dan kesemuanya yang aku punya tidak berbeda dengan pengemis tadi. pengemis itu punya tubuh, aku juga punya. aku punya hati, ia juga punya. aku punya busana dan ia tidak, tapi aku jelek sama sepertinya, lalu aku ini jelek atau tidak? mereka bilang aku jelek. karena apa? aku, katanya.

loh, bagaimana ini? mereka bilang, aku memang memakai busana, tapi bukan motif bunga. oh itu, memang aku tidak punya. apakah mata cuma ingin melihat yang cantik, elok, indah, menarik, baik dan bagus? sedangkan jelek tidak dilihat? begitukah?

aku juga tidak mengerti. apalagi, semua orang berusaha menutupi kejelekannya. benar begitu bukan? tapi pengemis itu tidak. ia berani-berani saja tampil begitu. muka kusut, badan lusuh dan mungkin saja bau. baju compang-camping atau barangkali telanjang dada. ia biasa saja hidup seperti itu. karena uang bukan?

dan lagi-lagi, uang adalah segalanya. dan manusia bukan apa-apa tanpanya. ia bisa membeli keindahan, kecantikan dan sebagainya. ia juga sengaja menyewa algojo untuk membasmi kejelekan dari muka dunia. untuk itu pengemis meminta uang untuk membeli kecukupan. dari keindahan dan ketercukupan, semua bergantung kepada uang.

digantung-gantung, dicekik, dijerat dan ditikam. apalagi kalau ada sekata hutang.

aku jelek, bagaimana bisa aku menjadi baik dan rupawan? uang kuncinya. jika kamu tidak punya uang? kamu bisa bertahan, tapi hanya sementara. kemudian mati?mungkin saja, karena manusia adalah mahkluk sosial. bersosial kepada siapa? kepada mereka yang punya uang untuk dipinjami. apa tuhan punya uang? tidak, uang itu adalah tuhan. bagaimana bisa?

lihat saja, lebih banyak recehan tersebar di lantai kamarmu daripada sujud sembahmu kepada tuhan. betul bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar