ada syahdu syahdan
yang bising, yang kacaukan kromatisasi
lalu pagi tak lagi dengan burung atau ayam
digantinya dengan jejak-jejak menggulung hitam
di atas awan.
beradu dilema pada fajar
lalu cemburu pada senja
oranye, kuning langsat, merah delima.
tak ada.
hitam dan gemuruh
suatu pagi, si udara meminta
dilamarkan pada embun
tapi helai daun tak hijau rimbun
lalu sia-sia,
alamatkan semuanya pada dia,
si kuasa semesta.
ada air tak ada sumber
seperti tak ada tanaman jika tiada tanah
bagaimana ini?
bagaimana bila mengerti, rasa yang kabur
hati yang mengelabu
seperti bayang-bayang pada kaca jendela berembun?
lalu tunas jadi cabang
kuat batang jadi dahan.
banyak nan rapuh
elok tapi gemulai.
impian jadi lamin.
dekaplah tubuhku.
bagi-berbagi kasturi
padamu, padaku, paduka.
jika yang anggun itu bukan banal
maka ku kembalikan
atau terbalikkan.
bagimu, yang tak sah.
perempuan.
senyum. baca ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar