di belakang hujan ada malam berbulan sabit;
nyalanya mencubit.
senyumnya dengan rintik menghaluskan debu-debu jalan;
sementara mataku, menangkapmu di sela genting rumah itu.
dingin sembilu dengan angin yang berpacu.
degup mengintip, adakah hujan aku bersamamu;
bulan itu berjaga malu di depan pintu;
adakah aku adalah aku;
yang telah pergi, meninggalkan masa lalu.
adakah itu, senyum-senyum baru, jauh dari album biru?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar