Mendung
januari ini masih belia, belum habis dimakan usia.
ketika semua bersandar pada pundak senja, aku berkata, bangkitlah dalam malam purnama.
romantis itu tidak muncul bulan ini,
mungkin nanti, saat dewasa sudah memberikan janji
kepada sang setia.
saat itu, biarlah kita bermandi ricik hujan bersama, basah dalam ruang, senyap dalam cinta.
malam itu, dengan balutan jaket tipis tanpa busa, aku duduk
memandangi langit yang pekat, tanpa bintang, dengan angin menyiung berkejar-kejaran
sementara dia, entah dimana, kala jarum detik semakin merunduk,
aku masih percaya, ada esok, ada lusa, memberiku sejuta kejutan.
dengan hujan.
januari ini masih belia, belum habis dimakan usia.
ketika semua bersandar pada pundak senja, aku berkata, bangkitlah dalam malam purnama.
romantis itu tidak muncul bulan ini,
mungkin nanti, saat dewasa sudah memberikan janji
kepada sang setia.
saat itu, biarlah kita bermandi ricik hujan bersama, basah dalam ruang, senyap dalam cinta.
malam itu, dengan balutan jaket tipis tanpa busa, aku duduk
memandangi langit yang pekat, tanpa bintang, dengan angin menyiung berkejar-kejaran
sementara dia, entah dimana, kala jarum detik semakin merunduk,
aku masih percaya, ada esok, ada lusa, memberiku sejuta kejutan.
dengan hujan.