berat kepalaku, sampai jalan jadi remang, arah pandang jadi bayang
hura-hura yang baru, kosong padaku
tak berdiri ini hati, tak tunas kata senang
belenggu, cuma tampak lorong hitam penuh batu
siapakah yang iri, dan habis bensin untuk lari?
lantas menyerah, tak tahu, siapa? aku?
lihat anak muda, melesat tanpa ragu
akulah iba, yang sendu, yang peluk, yang tangis, yang hampa, tanpa arti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar