musim ekstrim
kenapa angin itu meliung membuka bencana?
mengantar mereka, pejuang dari moyang maritim,
duduk manis disamping-Mu, Tuhan, tanpa alasan berlencana.
kerabatnya terisak, menangisi
baju loreng, melekat lecak dalam pukaunya.
besar, kekar, dan kini gosong berpupur pasi.
berdoa, merah putih kemudian bertanya tanda dan bertanda tanya.
harusnya, nyawa itu melayang melenggang,
dalam tegang, baku tembak perang,
tertembus selongsongan, bukan memutar gasing,
yang kau mainkan seraya terhunus meruncing
baret itu milikmu,
bintang itu kehormatanmu
ayolah sayang, berhenti berpamer!
tengoklah! mereka terpanggang lalu melumer
tolong jangan coreng itu loreng,
dengan retorikamu, dengan kunjungan
rehatlah! istirahatkan soal janjimu, turunlah ke lereng
lihatlah! INDONESIA membajuhitami kenangan berdarah kenangan
(untuk kecelakaan yang meminta rentet dan untuk duka yang menjadi nasib masa kabinet, semua berduka. ya, benar, semua berduka tanpa cita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar