pada malam yang beku, ia setia.
pada panas hari, ia tetap bergelora
sampai pada waktunya, ia habis oleh lebah-lebah nakal.
ia merindu, ia cemburu padamu.
ia sudah layu bukan oleh sengatan, ia redup untuk tertidur
dan bangun pada tunas-tunas barunya.
kala ia tumbuh lagi, kelopaknya menghalangi lolongan anjing
tangkainya tetap pada tanah, meski angin bersemangat
menyapu-nyapunya kepinggir-pinggir.
sang bunga mawar, sang ratu di ladang ilalang
ia tak peduli kesendirian, meratapi malam yang muram,
mendengar sayup-sayup ancaman
ia tetap bunga mawar, yang indah pada tanganmu
yang harum saat kau cium
bunga mawar tetaplah begitu
pada dunia yang malu-malu
pada kekuasaan,
yang tak pernah mau jatuh.
13 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar